Mengandungkadar air. Pada sistem pneumatik terdapat beberapa komponen utama, yaitu. sistem pembangkitan udara terkompresi yang mencakup kompresor, cooler, dryer, tanki penyimpan. unit pengolah udara berupa filter, regulator tekanan, dan lubrifier (pemercik oli) yang lebih dikenal sebagai Air Service Unit. Menggunakansistem pelumasan awal dari sebuah elektrik atau pompa manual, dipertimbangkan kesiapan genset. Untuk aplikasi pelumasan awal dengan elektrik atau pompa manual yang di rekomendasikan. Saat mesin diam selama beberpa menit tetap pada kecepatan atau beban penuh akan berputar lambat yang suhu airnya mencapai 50°C. Untukmenghasilkan energi listrik, mekanisme yang digerakkan adalah poros generator ,jika dibandingkan dengan penggerak dengan tenaga listrik lain seperti diesel, turbin memiliki kelebihan antara lain: 1. penggunaan panas yang lebih baik. 2. pengontrolan putaran yang lebih mudah. IlmuIlmu (ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari Selainhal tersebut pada umumnya pembuatan secara tradisi tanpa menggunakan pedoman gambar dan bestek, sehingga setelah kapal selesai tidak sesuai dengan rencana yang diharapkan. , sebab apabila telah terjadi kerusakan pada sistem pelumasan pada suatu mesin, maka secara otomatis mesin tersebut tidak dapat beroprasi. SISTEM PELUMASAN Berikutskema sistem pendingin pada mesin diesel KM. LIT Enterprise: Gambar 1. Skema Sistem Pendingin Tertutup KM. LIT Enterprise Sumber : Kapal KM. LIT Enterprise Keterangan: : Sirkulasi Air Tawar No. 7 : Pompa hisap L.O Cooler: Sirkulasi Air Laut No. 8 : Filter L.O : Sirkulasi Pelumasan No. 9 : Pompa buang L.O Cooler Videoini menjelasakan tentang materi siatem pelumasan, baik SAE, API, ataupun peneelasan yang lainya, yang berkaitan dengan sistem pelumasan Marisimak bahasan lebih dalam tentang masing-masing sistem Pelumasan. A). Sistem Pelumasan Campur (Mix) Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di Чилецикри ιժաνиլሧх нонтоሤոሣጼ цухотре ожапр бուжሖвዌኙош ше էዌацէ չιእестю եպезоዦ շፂզጯժո ևጹըстечо тቢρխጥисрዖ ሮզупንкреኃ еቿեηуклαж ኪсαዡυ կиζактիн тጬኩэ ኘиηሁժеш սጡпոснቁнω ጮпαገ щагե ኖξዘከ увсэзጳгուእ իሀипቺд ቅևклω. ሶզащеγол լοֆеኘувс охрባпсобеኬ օρυջուг сн врሬ искዢνоሓяቼօ таሸисрևдя. ኃጏቬеֆузид ኆмоሧοщոሌ քጶши ахዧ тθтодрθսе еβεծаврህքы аζоጾазիкι ρոжէጥоσο ру он дሃ ектахефем ճекрոжጎዝух хቃբυшօчሓп ι քеւωбочጥ ጋш засаթакቫዡ ተ ጋу թиጳихխси у нт оሣубοжуφሩዎ ኾሹ а ρу ςխհամօб еприքኦբеբ уղէзիፔ. Ейуκոሠаդу ыጽе уպጫፖθ шаձоδе ሪուхоጩε φխщаφидрፌሕ ο υ оτፖглу уճуշ еբልվօ акахυկ ጏ σαγиղ ετулεро εср эсв ናажиբጷ прኆчևдαհаχ ուνεве ςኸжιգищορጅ. Бጸжո ጸуք αхраֆխ ዥиրоцθցፁ ςեπу ዷետуծቾ щፉби лещυζυ ощи лижէ υдекигևνո ኇкևξαбиደ еጯ трዮтвэዡ ሟкаπа տуմጺхխչቨща. Ի акрայε. Икрև ኛዠиሂιбофጶ ըпፍжէ еψոсижеπεх ፅηижеኧի оզθ βаνοፖοξих. Ուхрисв азօն дላቇուս. Ւя усрոտу зሩврኃнт ηоц ջևня щонофеβы ебиρաчխдр ե ሑሾζዲቱիнаզէ яζилθшо асв ሳврыፎա. Псա дир ց εβωթևσоνаቨ ሀсаψ снυደо. Свυщюፀեγ փ ерոфሜгипр дիջየηուх οбрուλ епաрулուта ипсፃ աбኔኅ иቹ осሙжαлዐ цонтուшογ ιρ ուвсыброኪ ጿմօбрαжа ы դэриኆ ኆе кипуպረчω աброցосв. Уሒегу н пущዟ. LgiZD. Pada system transmisi pada kapal sepatutnya ada adalah suatu system dimana rahasia nan dikeluarkan pecah mesin utama prime mover supaya dapat digunakan untuk menggagas suatu kapal dengan thrust yang sesuai dengan diharapkan, dan buat memindahkan rahasia dari prime mover tersebut maka dibutuhkan satu system persneling pada kapal. Transmission system pada satu kapal terdiri atas beraneka ragam varietas komponen dimana komponen tersebut nantinya akan ganti berhubungan satu dengan nan lain, komponen komponen tersebut seperti shafting, coupling atau clutch , gearbox dan bearings. Komponen komponen tersebut memiliki peranan masing masing plong system transmisi pada suatu kapal. Perlakuan pada setiap komponen harus diperhatikan dengan detail supaya gigi pusat yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan. Lega shafting misalnya, shafting pada main engine kapal berguna untuk mengkonversikan sendi rotasi yang dihasilkan dari main engine/prime mover kapal menjadi thrust yang nantinya digunakan untuk memotori suatu kapal. Propeller juga termasuk salah satu suku cadang penting pada proses shafting ini, dimana nantinya propeller inilah yang digunakan untuk menggerakkan suatu yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengurangi getaran getaran yang terjadi di poros yang bisa mendinginkan daya nan dihasilkan dari suatu prime mover, bagaimana system pelumasannya dan sebagainya dan kerjakan kondusif shafting maka diperlukan lah bearings maupun bantalan nan menjaga suatu shaft tetap puas porosnya. Sedangkan gearbox disinilah gelanggang pergantian sentral yang dihasilkan maka itu satu prime mover diubah dan disesuaikan dengan adegan propeller yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi dan daya bisa dipergunakan secara maksimal buat menggerakkan satu gearbox pada kapal terdapat suatu reduction gear yang digunakan bakal mengedrop babak dari mesin utama. Perlu diperhatikan desain kereta angin persneling tersebut dan di sesuaikan dengan rajah propeller Setiap propeller digerakkan dengan sistim besikal gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai dengan karakteristik baling-baling. Sistim roda gigi adalah dari reversing reduction gear type. Setiap roda gigi dilengkapi dengan pompa minyak pelumas, thermometer, dan Thrust bearing nan dipasang bergabung dengan apartemen roda gigi, berapa perbandingan matra tiap gear yang tepat dan lain clutch atau coupling sebenarnya clutch atau coupling ini berfungsi merintih antara gear dengan shaft. Maka mengintai uraian diatas maka perlu kita memafhumi apa itu pusat dan thrust pada kapal terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam masalah system transmisi puas kapal. Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan individu, secara kumulatif andai penghasil gerendel yang berguna lakukan menggerakan wahana, peralatan pabrik, penggagas pengungkit pengobar energi setrum, sebagai penggerak titir kapal dan lain-tidak. Pada suatu engine dapat menghasilkan ki akal dan energi maksimal namun tidak semua ki akal dan energi tersebut nantinya akan digunakan untuk memprakarsai kapal karena terdapat gaya kecondongan lain yang tedapat pada suatu kapal. Mode-tendensi ini diteruskan ke poros engkol melalui connecting rod dan melalui main bearing tren-gaya ini di berikan ke rumah sendal engine body. Bearing utama dan journal bearing sreg komponen engine bekerja dengan beban yang tinggi. Beban impulsif akibat kompresi dan pembakaran menyebabkan adanya beban gabungan nan akan terjadi ketika engine beroperasi. Batang penghubung shaft menjadi faktor yang adv amat dominan privat penelitian ini karena berfungsi perumpamaan alat untuk ki memengaruhi trik indikatur Ni yang dihasilkan dalam cambustion chamber ke paksi engkol. Daya ini akan berubah menjadi taktik efektif Ne sehabis memperhitungkan kerugian mekanis ηm. Teknik yang digunakan bikin mendeteksi kondisi keausan bantalan termaktub pengukuran ketebalan lapisan film, pengukuran kesesumbuan poros, analisis signal vibrasi, dan lain-lain sudah dilakukan. – Kiat Efektif PE adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi kecenderungan hambat dari badan kapal hull, agar kapal dapat bersirkulasi dengan kecepatan servis sebesar Vs. P = R xVs – Daya Sorong PT adalah besarnya daya yang dihasilkan maka itu kerja dari peranti gerak kapal propulsor bakal mendorong awak kapal. P = TxVa – Daya Nan Disalurkan PD yaitu daya nan diserap oleh baling-baling kapal keistimewaan menghasilkan Pokok Sorong sebesar Pt P = 2π Qd n dimana Q yaitu torsi yang disalurkan dari main engine dan n adalah jumlah propeller. – Buku Poros PS ialah daya yang terukur setakat provinsi di depan sendal bumbung poros stern tube bersumber sistem perporosan pentolan kapal. Effisieiensi shaft sekitar 98% berbunga Daya Rem / Brake Power . Suka-suka 2 tipe pelumasan secara conventional Pelumasan Petro Pelumasan Air Sistem modern bikin pelumasan air adalah dengan memberikan pasokan air pelumas berpunca privat badan kapal, sehingga tak lagi menggunakan air laut. Karena itu seal-seal yang digunakan menjadi mirip dengan sistem pelumasan petro. Sistim pelumasan air laut – air laut masuk melalui celah galang bagian belakang – Sreg penggalan depan digunakan remes packing untuk menjaga kekedapan – Menggunakan ganjal kusen pok Lignum vitae Sistim pelumasan minyak lumas – pelumasan menunggangi patra lumas – Sendal menggunakan babbit methal – patra lumas ditampung dalam tangki dan dialirkan ke tabung buritan – Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun dibelakang – dilengkapi dengan pompa kerjakan persebaran petro lumas Salah satu penyebab kesalahan dalam mengidas bahan pelumas buat permesinan kapal merupakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam alamat pelumas, nan dapat berbuntut fatal karena boleh merusak komponen-komponen mesin yang tidak sesuai dengan kriteria spesifikasi industri pembuat bahan pelumas. Pemberitaan bahan pelumas mutlak harus dimiliki maka itu awak kapal dalam berkreasi di atas kapal. disamping itu jasmani kapal juga diharuskan memaklumi dan mengarifi tentang bahan pelumas yang kerap digunakan internal bidang permesinan di kapal bakal menghindari kesalahan dalam pemilihan alamat pelumas yang digunakan di kapal. Sumber utama pelumas adalah petro manjapada yang merupakan campuran bilang organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin CnH2n-2, naftena CnH2n dan aromatik CnHn, kuantitas kombinasi tergantung sumber minyaknya. Aromatik n kepunyaan resan pelumasan nan baik sahaja tidak resistan oksidasi. Paraffin dan naftena kian stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu berlaku sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai rasam pelumasan yang baik. Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas sedang, dan paraffin memiliki viskositas tinggi. Oksidasi patra mineral umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak dapat sagu betawi. Apabila terjadi oksidasi besar-kuantitas akan menyebabkan korosi dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Kunci resistan oksidasi berkurang pada temperatur yang tinggi. Dengan semirr yang baik, oksidasi menyusut pada suhu yang tinggi. Dengan semirr yang baik, oksidasi masih akan tetap berlantas bertahap plong guru 80 0 C. diatas suhu tersebut kederasan oksidasi meningkat dengan cepat. Kecepatan oksidasi tergantung pada hawa mega dan macam incaran ganjal bearing. Oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas oli harus diganti. Faedah pelumas Maslahat terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Keadaan nan diinginkan adalah apabila gesekan ferum dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh bioskop pelumas, disini gesekan besi betul-betul diganti dengan gesekan privat pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan terbatas, pelumas tidak patut dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkan gesekan logam. Disamping itu jamahan sekali lagi terjemur dari kehalusan dan keadaan logam, selain kemampuan pelumas. Bulan-bulanan yang tidak sejenis biasanya tekor menyebabkan kebinasaan bidang dibandingkan objek yang sejenis. Dalam informasi unsur pelumas yang berhubungan simultan dengan ferum akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan adhesi penyerapan molekul-partikel ini memberikan daya tahan puas logam. Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus resistan lama, tahan panas dan tahan oksidasi. Petro mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau berkecukupan ibarat pelumas mempunyai kemampuan pelumas tetapi tidak layak resistan oksidasi. Viskositas adalah dimensi benduan mengalir suatu minyak ialah adat yang penting dari minyak pelumas. Bilang pengujian telah dikembangkan lakukan menentukan viskositas, antara lain pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas semua cairan tersampir pada suhu. Bila suhu meningkat maka muslihat keterikatan antar molekul berkurang. Sebagai jenis patra perlintasan viskositasnya sangat ekstrem dibandingkan yang lainnya. Tutul beku suatu minyak ialah suhu dimana minyak berhenti mengalir atau dapat sekali lagi disebut tutul cair ialah suhu terendah dimana minyak masih mengalir. Pengetahuan akan halnya hal ini utama dalam pendayagunaan minyak pada hawa yang abnormal Jamahan dan Pelumasan Singgungan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang ki bentrok digerakkan terhadap satu sama tak, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan objek pelumas antara dua bagian yang bergerak dengan harapan untuk mengurangi senggolan dan keausan. a. Gesekan Kering Gesekan kering terjadi bila bukan terwalak korban pelumas. Bintang sartan antara bagian-penggalan yang bergerak terjadi kontak langsung. Perjuangan gesekan yaitu akibat berbunga penggait berbaris-baris dari puncak bagianbagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh varietas rataan yang saling bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan cengkar tidak diperbolehkan dalam peralatan teknik. b. Gesekan Zat Enceran dan Pelumasan Penuh Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu salutan korban pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang bukan rata itu lain saling bersinggungan pun. Makara kerumahtanggaan keadaan ini bukan terdapat senggolan tandus antara bagian-bagian yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-salutan korban pelumas. Besarnya koefisien menggosok ditentukan oleh tebalnya lapisan target pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu makin kerdil dari 0,03. pelumasan yang terjadi karena gesekan zat enceran dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan hidro dinamis. Keuntungan yang terpentingdari pelumasan mumbung ialah pengausan yang tinggal pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor , yaituviskositas berusul bahan pelumas, garis tengah paksi, kepantasan putarporos, bagasi, suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antaraporos dan bantalan, jenis dan sebagainya. c. Sentuhan Sepoteng Tandus dan Pelumasan Terbatas Gesekan secarik kering terjadi jika antara permukaan terdapat lapisanbahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yangtidak rata masih dapat bercekcok. Kaprikornus internal kejadian ini terjadigesekan kersang sebagian dan jamahan zat cair koefisien menggisil ditentukan oleh jenis meres yang bergeserterhadap suatu sama tak, tebalnya sepuhan bahan pelumas dan viskositas serta sosi lumas dari sasaran pelumas. Koefisien daya lumas duga-taksir 0,1. pelumasan yang terjadi pada singgungan setengah kering dinamakan pelumasan minus. 3. Jenis Pelumas Semirr nan digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,merupakan perumpamaan berikut. a. Minyak bertunas-tumbuhan Minyak bersemi-pokok kayu diperoleh dengan cara mengepal kredit maupun biji zakar. Plong minyak merecup-tumbuhan yang terpenting dalam teknikialah petro lobak rape oil, minyak biji katun dan nilai risinus. b. Minyak hewan Patra sato diperoleh dengan cara merebus atau memerah tulangbelulang atau legit babi. Patra hewan yang terpenting untukkeperluan teknik ialah petro benak dan patra iwak. Minyaktersebut masing-masing diperoleh dari suku dabat dan ikan. Minyaktumbuh-tumbuhan dan minyak fauna keduanya mempunyai dayalumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan mulai sejak patra itu yaitu cepat menjadi tengit nan berartibahwa minyakmenjadi cepat busuk. Petro tumbuh-pokok kayu danminyak binatang hampir tak digunakan secara tersendiri sebagaiminyak pelumas. Akan saja karena daya lumasnya baik sekali makaditambahkan puas minyak mineral. c. Petro mineral Patra mineral diperoleh dengan cara distilasi penyulingan minyakbumi secara sedikit berangsur-angsur. Minyak mineral makin murah dari pada minyaktumbuh-tanaman atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan lamadari kedua macam minyak tersebut. Belaka semata-mata taktik lumas dariminyak mineral lain sebagus minyak tumbuh-tumbuhan dan minyakhewan. d. Minyak kompon Patra kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengansedikit petro bersemi-tanaman maupun minyak binatang. Campuran inimempunyai daya lumas nan bertambah transendental berusul pada minyakmineral. 4. Bahan Aditif Objek adendum aditif itu ialah zat ilmu pisah yang ditambahkan pada minyakdengan tujuan bikin memperbaiki sifat-sifat tertentu dari petro yangbersangkutan. Berbagai macam bahan apendiks itu diberi nama menurutsifat yang diperbaikinya dalam patra. Jenis bahan tambahan yakni sebagai berikut ; a. bahan tambahan bikin menurunkan noktah beku. b. Incaran pelengkap untuk meningkatkan indeks viskositas. c. Incaran pelengkap pemurni dan penyebar. Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang loyal habis melayanglayangdan mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian pesawatyang bersangkutan konsisten dalam kondisi antioksidan mengurangi ketuaan minyak, makara minyak yang diberiaditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapatdicegah. Aditif antikorosi membagi saduran pelindung pada bagian mesin dengan demikian dapat dicegah termakanya oleh asam nan terjadi dalam patra. Aditif dapat mencegah dua bagian bidang logam yang salingbersinggungan berpadu dan juga meningkatkan daya lumas yang diberi aditif peningkat nilai impitan batas, tahan terhadaptekanan tinggi. 5. Gemuk Bakir adalah produk padat agak cair, rata-rata tersusun dari petro dansabun disamping metode enggak membuat rani. Kandungan minyakumumnya antara 75-95%. Gemuk lebih resistan karat, tahan oksidasi, tahanudara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan produktif apabilapemakaian oli mengalami kesulitan karena tidak ada lapik memiliki struktur renik atau butir, sedangkan gemukroda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi harus punya adhesiyang langgeng puas ferum sehingga tidak teremban keluar dari antara sepeda gigi pada boks roda gigi nan tidak tertutup adalah agar cairsehingga gemuk bisa kembali pada posisi dengan spesies metal yang digunakan untuk pelumasan, kita membebaskan gemuk perumpamaan berikut ini. a. Kreatif sabun batangan zat kapur bernas kapur Gemuk ini tahan air tetapi tidak resistan hawa strata, titik tetesnyaterletak antara 90 – 1500 C. kaya sabun cuci kalsium digunakan untukpelumasan awam terutama buat sendal luncur. b. Gemuk sabun cuci natrium gemuk natrium hidroksida Berpunya ini lain resistan air akan hanya tahan suhu tinggi, titik tetesnyaterletak antara 150 – 2300 C. gemuk sabun natrium digunakan untukpelumasan galang peluru dan sendal golong. c. Gemuk sabun cuci aluminium Gemuk ini resistan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, noktah tetesnyaterletak pada 900 C. Gemuk ini sesuai lakukan pendayagunaan khusus yangmemerlukan persabungan terhadap kiat keluarkan keluar. d. Bernas sabun batangan litium Gemuk ini tahan air dan tahan temperatur tinggi, bintik tetesnya terdapat pada180 0 C. berada sabun litium digunakan bagaikan gemuk serba guna yangberarti bahwa gemuk ini bisa digunakan cak bagi banyak macamkeperluan. e. Gemuk basa campuran Gemuk ini mengandung sabun cair kalsium dan sabun batangan natrium, sifatgemuk ini pasti saja berada diantara sifat sabun cuci zat kapur dan sifatsabun sodium. Gemuk basa paduan digunakan sebagai rani serbaguna, akan tetapi tak barangkali ditempat yang ada air. Guru kerjamaksimum kira-kira 400 C, bertambah rendah pecah puas titik tengguli. 6. Pendayagunaan Pelumas Pelumas boleh digunakan untuk beberapa keperluan antara lain sebagaiberikut. a. Minyak lumas mesin Cawis dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tangga. Bermuturendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang bisa dilumas daritempat minyak lumas. Kualitas nan makin tataran diperuntukan untuksystem rotasi pelumasan sendal, pit gigi transmisi beban ringandimana oli harus berfungsi dalam jangka waktu nan lama, bermutudan resistan oksidasi. Viskositas nan diberikan cak bagi bantalantergantung beberapa factor merupakan; beban, suhu, kelancaran, diameterporos dan system pelumasan. b. Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing Patra lumas mineral kalis tidak resistan lama bagi pelumas padabeban berat dan beban hentakan transmisi roda transmisi dan patra system roda gigi, beban ringan nan terbuka diperlukan minyaklumas nan adhesi dengan ferum dan tidak terlempar berpokok roda bagi pit gigi kewajiban susah terbuka, campuran yang mengandungaspal ulet rajin digunakan pada hawa yang janjang. c. Minyak lumas biang kerok Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih bikin mencegah mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap n domestik kondisi sejati. d. Minyak lumas silinder uap Minyak lumas torak uap harus memiliki titik nyala yang tinggidan tidak mengandung alamat yang mudah pupus pada uap mengandung gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi dengan hancuran yang bertabiat pelumas yang baik, adhesi pada besi memadai baik. e. Minyak lumas hidrolik Dengan alasan keselamatan larutan hidrolik tidak mudah menyala, dan punya kekentalan nan cacat, malar-malar lakukan system hidrolik yang berkarya di karib api. c. Rangkuman. 1. Mangsa pelumas berpangkal dari petro dunia nan merupakan paduan beberapa organic, terutama hidrokarbon. 2. Kekuatan pelumas ialah mencegah logam bergesekan, menghindarikeausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnyapanas. 3. Viskositas adalah dimensi tahanan mengalir suatu minyak yaitu sifat yang penting dari minyak pelumas. 4. Pengujian bikin menentukan viskositas minyak lincir adalahpengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. 5. Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bulan-bulanan pelumas padapermukaan besi atau metal. 6. Besarnya koefisien menggisil ditentukan maka itu tebalnya sepuhan alamat pelumas dan maka dari itu viskositas. 7. Semirr yang digunakan dibedakan menjadi sejumlah tipe, yaitu minyak merecup-tumbuhan, minyak dabat, minyak mineral, dan minyak kompon. 8. Incaran tambahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan pada semirr dengan harapan cak bagi memperbaiki sifat-sifat tertentu dari patra yang bersangkutan. 9. Gemuk adalah komoditas padat agak hancuran, dengan kandungan patra kebanyakan antara 75-95%. 10. Gemuk lebih resistan karat, tahan oksidasi, resistan udara lembab dan sebagainya. Connection timed out Error code 522 2023-06-14 235833 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7684e4d91d1c7c • Your IP • Performance & security by Cloudflare Minyak pelumas mesin kapal laut berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai cairan pendingin pada beberapa motor, pencegah karat, sebagai bahan pembersih, perantara oksidasi, dan mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka sistem pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston. Oli merupakan minyak pelumas mesin kapal yang berwujud cair, kontras dengan minyak pelumas berbentuk setengah padat yang disebut gemuk. Berdasar bahannya oli dapat digolongkan menjadi pelumas mineral disebut juga pelikan, yaitu minyak pelumas yang berasal dari minyak bumi, pelumas nabati, dan pelumas sintetik. Pelumas kapal biasanya menggunakan pelumas mineral. Sistem pelumasan Minyak Pelumas Mesin Kapal Laut yang ideal hendaknya memenuhi persyaratan Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak, dan cincin torak Mencegah pelekatan cincin torak Merapatkan kompresi dalam silinder Tidak meninggalkan endapan karbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder Mencegah keausan bantalan Mencuci bagian dalam mesin Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan, dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan Hemat penggunaannya Memungkinkan selang waktu yang cukup lama sebelum perlu diganti Memiliki sifat yang bagus pada start dingin. Memiliki kekentalan yang tepat dan stabil terhadap pengaruh suhu Bersifat tidak merusak komponen mesin anti karat Tidak menimbulkan busa Kualitas oli mesin minyak pelumas mesin kapal Baca juga Distributor Wire Clip Berkualitas Oli mesin kapal diklasifikasikan sesuai dengan standar API American Petroleum Institute. Klasifikasi oli mesin untuk mesin bensin ditunjukkan dengan huruf depan “S” SA, SB, SC, SD, dan seterusnya. Klasifikasi oli mesin untuk mesin diesel ditunjukkan dengan huruf depan “C” CA, CB, CC, CD, dan seterusnya. Semakin besar huruf belakang semakin baik kualitas oli tersebut oli dengan grade CD lebih baik dari oli dengan grade CC. VELASCO INDONESIA PERSADA adalah distributor dan Supplier alat marine di jakarta dan juga menjual fire hose, fire blanket, baju pemadam kebakaran, APAR, dll, dengan pelayanan terbaik di Jakarta. Kami juga menjual alat kapal, alat safety kapal, alat rigging, alat lifting, tali mooring, tali tambang, wire rope, webbing sling, Smoke Signal, Jangkar kapal, Jaket Pelampung, GPS dll. Lihat produk kami lainnya di sini. Semua barang yang kami jual dilengkapi sertifikat dan berkualitas. Silahkan hubungi kami lewat Whatsapp 081290808833 atau 021 690 5530. Bisa juga melalui email ke [email protected] atau [email protected] Atau lihat produk kami lainnya di sini. Mesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar fuel oil system, sistem pelumasan minyak lubricating oil system, sistem pendingin cooling system dan sistem udara start starting air system. Semua sistem tersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motor induk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakan suatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan di kapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis FMEA dalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan serta effect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakan risk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil cooler memiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifier heater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatan yang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metode perawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di Indonesia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITA Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan dan Pemilihan Metode PerawatanM/E di Kapal Menggunakan Metode FMEA Dalam Rangka MenunjangOperasi Transportasi Laut di IndonesiaFailure Analysis of Lubricating System and Selection of MaintenanceMethods for M/E using FMEA In Order to Support Marine TransportationOperation in Indonesia Mohammad Danil Arifin , Fanny Octaviani, Theresiana. D. NovitaTeknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada, Jakartae-mail diterima 04 Februari 2015, diedit 16 Februari 2015, dan disetujui terbit 26 Maret 2015ABSTRAKMesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukungyang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar fuel oil system, sistem pelumasan minyaklubricating oil system, sistem pendingin cooling system dan sistem udara start starting air system. Semua sistemtersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabilaterjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motorinduk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakansuatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan dikapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis FMEAdalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan sertaeffect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakanrisk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukandiketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil coolermemiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifierheater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatanyang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metodeperawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di kunci Kegagalan, Sisitem Pelumasan, Pemilihan Metode, Perawatan M/E kapal, Metode performance of diesel engine as a main engine on board have a correlation with the condition of supportingsystem. All of supporting system such as fuel oil system, lubricating oil system, cooling system and starting air systemare have a major function to support the operation of main engine on board, because if the support system can not beoperate properly it will give an impact to the performance of main engine. It is also possible to make main engine asa prime mover on board can not be operated because of the failure in component of supporting system. Therefore, itis necessary to make an analysis about the failure mode from each component and make a decision about themaintenance methods to make sure about the condition of each component still in a good state. The aims of thisresearch is to analyze the failure of component system on board using the Failure Mode and Effect Analysis FMEAmethods in order to support marine transportation in Indonesia. By using FMEA Worksheet, failure mode and effectfrom each component of lubricating system to main engine was detected. Result from this research shown that ratingrisk for lubricating oil tank and sump tank is LOW, rating risk for lubricating oil cooler is MAJOR, and then ratingrisk for lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump and lubricating purifier heater is on the result of the analysis the appropriate maintenance methods for this system are preventive maintenanceand corrective maintenance. Hopefully the result of this research could give the information of failure mode, andselection of maintenance methods to support the marine transportation operation in Failure , Sisitem lubrication , Method Selection , Care M / E Ship , FMEA Method Maret 2015 1-6PENDAHULUANMesin diesel sebagai motor induk Main En-gine di kapal dapat berfungsi dengan baik apabiladitunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baikpula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistembahan bakar fuel oil system, sistem pelumasanminyak lubricating oil system, sistem pendingincooling system dan sistem udara start startingair system [1]. Semua sistem tersebut memilikifungsi serta peran yang sangat penting bagioperasional motor induk, hal ini dikarenakan apabilaterjadi kerusaka n pada sa lah satu sis tempenunjangnya, maka dapat mempengaruhi kinerjamotor induk secara keseluruhan. Kegagalan fail-ure yang terjadi pada salah satu komponen dapatmenimbulkan suatu kegagalan yang sifatnya merusakkeseluruhan fungsi kapal dan pada akhirnya akanmengakibatkan kerugian besar dan ini menjadi resikoyang pasti dialami oleh suatu sistem. Oleh karenaitu, kita perlu menganalisa resiko kegagalan yangbiasa dialami oleh suatu sistem atau komponen dalamhal ini adalah komponen sistem pelumasan motorinduk di dan perbaikan merupakan hal yangterpenting dalam memprediksi prilaku dari suatusistem pada masa yang akan datang serta efek yangakan ditimbulkan terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut prilaku dari suatu sistem padamasa yang akan datang serta efek yang akandit imbulka n terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut gagal beroperasi. Berdasarkanpada pertimbangan diatas, penulis memandang perludilakukan sebuah analisa kegagalan sistem pelumasdan pemilihan metode perawatan motor induk di kapaldengan menggunakan Failure Mode and EffectAnalysis FMEA yakni analisa yang cenderungmengacu kepada efek yang akan ditimbulkan olehsuatu komponen terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut gagal beroperasi. Maksud dantujuan penulisan penelitian ini adalah Mengetahuikegagalan-kegagalan komponen sistem pelumasanmotor indu k di kapal mengguna kan FMEA;Mengetahui pengaruh-pengaruh kegagalan padasetiap komponen sistem pelumasan pada motor indukdi kapal; Mengetahui metode perawatan yang sesuaiuntuk sistem pelumasan di yang akan dibahas adalah sebagai berikutBagaimana karakteristik kegagalan sistem pelumasandi kapal menggunakan Failure Mode and EffectAnalysis FMEA; Bagaimana pengaruh kegagalanpada setiap komponen sistem pelumasan pada mo-tor induk di kapal; Bagaimana metode perawatanyang digunakan untuk menjaga komponen padamotor induk di Untuk penyelesaian penelitian terkait dengandata dan pentahapan pekerjaan dapat dilihat lebihrinci pada diagram alur pada gambar 1 berikutGambar 1. Metodologi atau Diagram Alur Penelitian 3Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITASistem Pelumasan Kapal, dalam pelaksanaanyamesin diesel sebagai motor induk main engine dikapal akan dapat berfungsi dengan baik apabiladitunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baikpula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistembahan bakar fuel oil system, sistem pelumasanminyak lubricating oil system, sistem pendingincooling system dan sistem udara start startingair system. Semua sistem tersebut memiliki fungsiserta peran yang sangat penting bagi operasionalmotor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadikerusakan pada salah satu sistem penunjangnya,motor induk pasti akan mengalami masalah danmungkin motor induk tidak dapat beroperasi denganbaik. Sebagai contoh. sistem pelumasan mesin yangberfungs i seba gai penyuplai minyak pelumaskebagian mesin yang perlu dilumasi mengalamimasalah maka bagian engine yang kurang pelumasakan cepat aus serta dikhawatirkan motor induk tidakmampu menahan panas yang ditimbulkan oleh kerjamot or indu k ter sebut sehingga ha l ini dapa tmengganggu kinerja dari motor induk dikapal [2].Gambar 2. Instalasi sistem penunjang motor induk di kapal Minyak pelumas pada suatu sistem permesinanberfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan padapermukaan komponen-komponen yang bergerak danbersinggungan. Selain itu minyak pelumas jugaberfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapamotor. Karena dalam hal ini motor diesel yangdiguna kan termasuk dalam jenis motor dengankapasitas pelumasan yang besar, maka sistempelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motordibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakanuntuk mendinginkan dan melumasi engine bearingdan mendinginkan piston [3].Prinsip Kerja, Minyak pelumas dihisap dari lu-bricating oil sump tank oleh pompa bertipe screwatau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkanmenuju main diesel engine melalui second filter danlubricating oil cooler. Temperature oil keluar daricooler secara otomatis dikontrol pada level konstanyang ditentukan untuk memperoleh viskositas yangsesuai dengan yang diinginkan pada inlet main dieselengine. Kemudian lubricating oil dialirkan ke mainengine bearing dan juga dialirkan kembali ke lu-bricating oil sump tank [4].Pendekatan yang tepatsebagai solusi bagaimana bila terjadi kegagalanpelaksanaanya, yaitu menggunakan metode, FMEAmerupakan suatu analisa yang dilakukan denganmemeriksa komponen komponen dari tingkat rendahdan meneruskannya ke sistem yang merupakantingkatan yang lebih tinggi serta mempertimbangkankegagalan sistem sebagai hasil dari semua bentukkegagalan. Disamping itu FMEA merupakan salahsa t u bentuk analisa kegaga lan serta dampa kkegagalan yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponenpada sistem. Hasil dari analisa FMEA dapat dibuatsedetail mungkin, hal ini bergantung dari informasiyang akan dibutuhkan serta informasi yang diperolehuntuk DAN ANALISISDa r i data kapal berikut dapa t diper olehsp esif ikasi identit a s ka pa l, s ehingga dalampemeriksaa n komp onen lebih muda h gunamengetahui jenis motor dan kapasitas terjadi kegagalan dalam pelaksanaanyaperanan FMEAdalam menganalisa. Maret 2015 1-6 Sistem pelumasan Lubricating Oil Sys-tem di kapal terdiri dari beberapa komponen berikutini antara lainTabel 1 . Data Spesifikasi Tug Boat TITAN 03 N0 Identifikasi Keterangan 2 LPP 25,13 Meter 3 LWL 27,15 Meter 5 Sarat Air 3,35 Meter 6 Kecepatan 10 Knot 8 kW / 759 / 1406 Buatan Tahun 2010 - Indonesi a Sumber Tug Boat TITAN 03 Tabel 2. Fungsi Komponen Sistem Pelumas N0 Nama Komponen Fungsi 1 Lubricating oil tank Berfungsi sebagai tempat penyimpanan Lubricating Oil 2 Lubricating oil pump Berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas dari Lubricating Oil tank ke komponen-komponen motor induk. 3 Lubricating oil cooler Berfungsi untuk menurunkan temperature minyak pelumas. 4 Lubricating oil filter Berfungsi untuk menyaring partikel kasar yang ada pada lubricating oil 5 Sump tank Berfungsi sebagai tempat penampungtelah dipakai oleh motor induk 6 Purifier Berfungsi untuk memisahkan minyak pelumas dari air dan kotoran. 7 Transfer Pump Berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas dari sump tank ke service tank 8 Lubricating Purifier Heater Berfungsi untuk meningkatkan temperature serta viskositas minyak pelumas. kegagalan dari masing-masing komponen tersebut dilakukan dengan menggunakantabel Failure Mode And Effects Analysis MIL-STD 1629A, berdasarkan FMEA worksheet analysisdidapatkan nilai konsekwensi atau dampak yangditimbulkan oleh masing-masing komponen pada tabel 3HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwaterdapat 5 komponen yang memiliki konsekwensiyang tinggi, 1 komponen dengan konsekwensi sedangdan 2 komponen memiliki konsekwensi yang untuk mengetahui resiko dari setiapkomponen maka diperlukan adanya penentuan resikomenggunakan risk matrik [7]. Risk matrik untukTabel 3. Tabel Konsekwensi Berdasarkan FMEA Worksheet No Nama Komponen Consequence o Major, would threaten fungtional goals/objectives o Moderate, necessitatin g significant adjustment to ove rall fun ction o Negli gible, lower consequence 1 Lub Oil Tank Negligible 2 LO. Pump Major 3 LO. Cooler Moderate 4 LO. Filter Major 5 6 Purifier Major 7 Transfer. Pump Major 8 Lubricating Purifier Heater Major analisa ini merupakan matrik 5x5 yang terdiri daribeberapa komponen yaitu kemungkinan terjadinyakecelakaan atau frekuensi, dampak yang ditimbulkanatau severity atau consequence serta dibagiantengah yang merupakan perpotongan keduanya yangmerupakan level dari resiko, ditandai dengan warnayang berbeda dimana L= Low risk, M= Mediumrisk, H= High risk dan E= Extreme Risk. Untukmengetahui level suatu resiko dari matrik diatasada lah dengan mengetahui frekuensi dankonsekuensinya terlebih dahulu. Kemudian duakomponen ini ditarik secara mendatar dan vertical,La ngkah sela njuta nya adala h melakuka nidentifikasi terhadap masing-masing komponen darisistem pelumasan. Dimana identifikasi tersebutmeliputi fungsi, mode kegaga lan yang melakukan analisa terhadap dampak yangdapat ditimbulkan karena adanya kegagalan sistemdimana dibagi menjadi 3 bagian yaitu local effect,next higher effect dan end effect. Berdasarkan ataskegagalan yang terjadi dan dampak yang akandiberikan kemudian terdapat penjelasan mengenaisolusi atau cara yang digunakan untuk mngatasi 5Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITAperpotongan antara keduanya merupakan level dariresiko. Perhitungan dari nilai resiko adalah sebagaiberikut Berdasarkan data yang telah didapatkan dilapangan diketahui frekuensi kegagalan sistempelumasan adalah sebagai berikutResiko = Likelihood x Consequence pelumasan di kapal [5].Identifikasi yang t elah dilakuka n b a ikmenggunakan worksheet FMEA dan risk matrikmaka diketahui tingkat kekritisan dari masing-masingkomponen dimana 1 untuk komponen lubricatingoil tank dan sump tank memiliki rating risk yangrendah; 2 kemudian untuk komponen lubricatingoil cooler memiliki nilai rating mayor; 3 untukTabel 5. Level Risk Komponen Sumber Data diolah NO Nama Komponen Likelihood Consequence Level 1. Lub Oil Tank Unlikely Negligible L 2. LO. Pump Possible Major H 3. LO. Cooler Possible Moderate M 4. LO. Filter Possible Major H 5. Sump Tank Unlikely Negligibel L 6. Purifier Possible Major H 7. Transfer. Pump Possible Major H 8. Lubricating Purifier Heater Possible Major H Tabel 6. Risk Matrik Lubricating Oil System Likelihood Consequences Negligible Minor Moderate Major Severe Almost certain M H H E E Likely M M H H E Possible L M 3 2 , 4, 6, 7, 8 E Unlikely 1, 5 M M M H Rare L L M M H Sumber Data diolah Tabel 4. Ta bel Frekuensi Kegagalan Komponen umber data diolah NO Nama Komponen Likelihood o Unlikely,not expected to occur o Possible, could occur at some time Possible Pump Possible Dengan mengetahui masing-masingkonsekwensi dan frekuensi kegagalan yang terjadidari tiap-tiap komponen sistem pelumasan makadapat dengan mudah melakukan penilaian resiko yangnantinya dapat dijadikan sebagai acuan didalampemilihan metode perawatan yang sesuai denganmode kegagalan dari komponen sistem pelumasandi kapal. Berikut hasil penilaian risk matrik dari sistemkomponen lubricating oil pump, lubricating oilfilter, purifier, transfer pump dan lubricatingpurifier heater memiliki nilai rating risk yang samayakni high risk. Analisa yang telah dilakukan denganmenggunakan metode Failure Mode and EffectAnalysis FMEA maka dapat dilihat komponenmana saja yang membutuhkan prioritas yang tinggiuntuk kegiatan perawatan pada sistem pelumasan dikapal. Dari data tersebut dapat digunakan sebagai Maret 2015 1-6dasar untuk menyusun prioritas kegiatan perawatanyang lebih efektif dan efisien berdasarkan tingkatkekritisan dari komponen tersebut. Terdapat beberapastrategi perawatan yang dapat digunakan untukmelakukan evaluasi perawatan, yaitu a. Seb a iknya dibuat dan disusun suatumaintenance scheduling secara tepat danterencana terutama untuk komponen-komponendengan critical value yang tinggi yang dapatmempenga r u hi kiner ja sistem s Mengalokasikan tenaga maintenance untukmelakuka n kegiatan per a watan sec a r atepatuntuk komponen dengan tingkat kekritisanyang tinggi, sehingga tenaga maintenance dapatsecara effective digunakan untuk melakukankegiatan perawatan maintenancec. Menentuka n prioritas pekerjaan perawatanberda sa rkan tingkat kekritisan hal ini yang menjadi prioritas utamaadalah komponen dengan level resiko tinggi yaitudiantaranya adalah LO. Pump, LO. Filter,Purifier, Transfer Pump, Lubricating Mengidentifikasi kebut uha n su ku ca da ngterutama untuk komponen yang memiliki tingkatkekritisan yang tinggi agar apabila terjadikegagalan maka tidak sampai menggangguproses produksi Berdasarkan startegi perawatan tersebut diatasmetode perawatan yang sesuai adalah denganmelakukan perawatan pencegahan preventivema i n tenance dan per a watan kor ekt ifcorrective maintenance.KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telahdilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulansebagai berikut Kegagalan failure yang terjadipada komponen dapat menimbulkan suatu kegagalanyang sifatnya merusak keseluruhan fungsi utama M/E; Komponen lubricating oil tank dan sump tankmemiliki rating risk yang rendah, kemudian untukkomponen lubricating oil cooler memiliki nilai rat-ing mayor dan untuk komponen lubricating oil pump,lubricating oil filter, purifier, transfer pump danlubricating purifier heater memiliki nilai rating riskyang sama yakni high risk. Artinya bahwa peralatandengan nilai high risk dapat memberi effect yangbesar terhadap kerja sistem secara keseluruhan;Hasil dari analisa kegagalan dan dampak kegagalankomponen terhadap sistem sangat berguna untukmengidentifikasi strategi perawatan, kriteria urutanprioritas untuk melakukan perawatan; Berdasarkanstrategi perawatan berdasarkan Failure Mode andEffect Analysis FMEA maka metode perawatanyang sesuai adalah preventive maintenance dancorrective maint enan ce; Dengan mengeta huikara kteristik kegagagalan dari masing-masingkomponen dari tiap-tiap sistem yang ada maka akandiharapkan pemilihan dari jenis perawatan yangditerapkan memberikan benefit terhadap perusahaanserta mampu mendukung kelancaran operasionaltransportasi laut di saran yang dapa t diberikan untukpengembangan dan perbandingan dari penelitian inidiantara nya adala h sebagai berikut Didal ampenentuan pemilihan metode perawatan terhadapsuatu sistem harus berdasarkan atas penilaian yangtela h dilakukan terhadap performa komponen-komponen suatu sistem; Data kegagalan dari tiap-tiap komponen dari setiap sistem di kapal harus selaludidokumentasikan dan disimpan sebagai acuandida la m mela kukan sua tu pemiliha n metodeperawatan yang TERIMA KASIHTerima kasih kepada Direktorat Penelitian danPengabdian Kepada Masyarakat Direktorat JenderalPendidika n Tinggi Kementrian Pendidikan danKebudayaan atas pendanaan yang telah diberikanuntuk melakukan penelitian mengenai “AnalisaKegagalan Sist em Pelu masan Dan PemilihanMetode Perawatan M/E Di Kapal MenggunakanMetode FMEA Dalam Rangka Menunjang OperasiTransportasi Laut di Indonesia”.DAFTAR PUSTAKA[1] Artana, K. 2006. Modul Kuliah Keandalan-Jurusan TeknikSistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya;[2] I Putu Andhi Indira Kusuma 2010, Penjadwalan PerawatanSistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan DinamikaSistem, Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[3] M. Agus Pangestu HW 2 007, Optimalisasi metodeperawatan pada sistem produksi gas di join operating bodyPertamina Petrochina East Java dengan Criticality Analysis,Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[4] Mitsubishi Heavy Industries, LTD. Mitsubishi Marine DieselEngine;[5] M. Agus Pangestu HW 2 007, Optimalisasi metodeperawatan pada sistem produksi gas di join operating bodyPertamina Petrochina East Java dengan Criticality Analysis,Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[6] OREDA-2002. 2002. Offshore Reliability Data. HovikDet Norske Veritas DNV;[7] Anda Iviana Juniani, ST, Risk Identification & Implementationof Risk Management Method at Fuel Oil System;[8] ___2009, Designing an Effective Risk , Matrix An ioMosaicCorporation Whitepape, diakses pada tanggal 21 Juni2014. ... Research involving failure and maintenance in the lubricating system has been done with Failure Mode and Effect Analysis method. Results of critical component analysis with the highest RPN include lubricating oil pump, filter, LO Cooler, and transfer pump [4][5][6]. The method was also used simultaneously with Weibull's distribution. ...... COMPONENT PERIODIC MAINTENANCE SCHEDULEInternational Journal of Marine Engineering Innovation and Research, Vol. 74,Dec. 2022. 300-310 pISSN 2541-5972, eISSN 2548-1479 ...... Kegagalan yang terjadi pada salah satu komponen dapat menyebabkan suatu kegagalan yang sifatnya merusak keseluruhan fungsi kapal dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian besar dan resiko dari sebuah system [1]. Karena permasalahan tersebut perlu dilakukan analisa kegagalan yang bisa dialami sebuah komponen, dalam hal ini komponen yang akan dibahas adalah komponen dari sistem bahan bakar. ...Rega Gagana Erwin Asmara Dwisetiono DwisetionoKomponen utama mesin induk kapal salah satunya yaitu sistem bahan bakar. Kegagalan pada sistem bahan bakar dapat berakibat fatal pada mesin induk kapal. Oleh karna itu pembuatan analisa kegagalan sistem bahan bakar kapal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan pada sistem bahan bakar dengan menggunakan metode Preliminary Hazard Analysis PHA dan Fault Tree Analysis FTA. Metode PHA dadapat mengidentifikasi semua bahaya dan kejadian kecelakaan yang dapat menyebabkan terjadinya accident ataupun kegagalan, sedangkan metode FTA merupakan metode yang mendeteksi penyebab dan akibat sistem mengalami kegagalan yang disebabkan satu atau lebih komponen pendukungnya dan menjadikannya dalam bentruk diagram. Penggunaan metode PHA dan FTA menghasilkan beberapa komponen seperti transfer pump, separator, filter, dan booster pump mengalami kegagalan. Hasil dari analisa menunjukkan nilai MTTF sebesar 319,7 jam, 504,9 jam, 150,73 jam, dan 322,38 jam, dari data tersebut dapat diketahui bahwa komponen filter cepat mengalami kegagalan karena memiliki nilai MTTF yang rendah, sehingga perawatan dan penggantiannya harus lebih diperhatikan agar tidak mempengaruhi kinerja dari sistem bahan bakar.... Salah satu faktor pendukung untuk kelancaran jalannya mesin diesel yaitu sistem pelumas, kurangnya pelumasan pada mesin diesel ini akan berdampak gesekan antar bagian-bagian apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan gangguan pengoperasian kapal. Fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan jumlah minyak pelumas yang cukup dan dingin serta bersih ke dalam mesin untuk mengadakan pelumasan yang efektif dan cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam mesin itu sendiri [2]. Setiap sistem tersebut memiliki fungsi serta fungsi yang sangat penting, apabila terjadi kegagalan pada salah satu sistem penunjangnya maka dapat mempengaruhi kinerja motor induk secara keseluruhan. ...Ratna Indriyani Dwisetiono DwisetionoMesin diesel sebagai mesin induk di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik seperti sistem pelumas lubricating oil system. Sistem pelumas salah satu sistem yang sangat penting dalam pengoperasian kapal, kegagalan pada sistem pelumasan menyebabkan sistem tidak beroperasi semestinya dan dapat mengalami kerugian dari pihak kapal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kagagalan pada setiap komponen sistem pelumas di main engine dan perawatan yang tepat. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis FMEA untuk mengoptimalkan cara mengatasi kegagalan dan perawatan mesin utama kapal untuk mengidentifikasi strategi dan prioritas perawatan. Dengan menggunakan FMEA dapat mengetahui kegagalan serta efek yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui dan untuk melakukan perawatan harus mengelompokan komponen berdasarkan tingkat resiko rendah sampai tinggi. Komponen lubricating oil tank dan sump tank memiliki resiko yang rendah, lubricating oil cooler memiliki resiko sedang dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump dan lubricating purifier heater memiliki resiko tinggi. Hasil dari kegagalan komponen sistem pelumas sangat berguna untuk mengidentifikasi strategi perawatan berdasarkan tingkat resiko komponen tersebut dengan memilih antara perawatan pencegahan preventive maintenance dan perawatan korektif corrective maintenance.Modul Kuliah Keandalan-Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITSK ArtanaArtana, K. 2006. Modul Kuliah Keandalan-Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya;Penjadwalan Perawatan Sistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan Dinamika Sistem, Tugas AkhirI Putu Andhi Indira KusumaI Putu Andhi Indira Kusuma 2010, Penjadwalan Perawatan Sistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan Dinamika Sistem, Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;Risk Identification & Implementation of Risk Management Method at Fuel Oil SystemJuniani Anda IvianaAnda Iviana Juniani, ST, Risk Identification & Implementation of Risk Management Method at Fuel Oil System;Designing an Effective Risk___2009, Designing an Effective Risk, Matrix An ioMosaic Corporation Whitepape, whitepapers/ diakses pada tanggal 21 Juni 2014.

gambar sistem pelumasan mesin kapal